Minyak Bumi
1. Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari
berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah
alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon
aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon
tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung
unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2.
Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12)
sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana
(C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya
parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih
dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu
ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10),
digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang
lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8)
dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan
bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah
hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada
karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana
memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang
lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu
atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom
hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang
berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan
hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai
sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18
dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l)
+ 25 O2(g) → 16 CO2(g) +
18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul
pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya
akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas,
dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari
minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang
beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan
menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam
mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung
molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
2.
Pembentukan Minyak
Bumi
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.
Teori Anorganik
Teori
Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi
berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah
menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3
+ Alkali → CaC2 + HO → HC = CH →
Minyak bumi
2.
Teori Organik
Teori
Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk
dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
3.
Komposisi Minyak
Bumi
Komposisi
minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a)
Hidrokarbon Jenuh
(alkana)
- Dikenal dengan alkana atau parafin
- Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
- Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
- Senyawa penyusun diantaranya:
- Metana CH4
- Etana CH3 – CH3
- Propana CH3 – CH2 – CH3
- Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
- n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
- iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b)
Hidrokarbon Tak
Jenuh (alkena)
- Dikenal dengan alkena
- Keberadaannya hanya sedikit
- Senyawa penyusunnya:
- Etena, CH2 = CH2
- Propena, CH2 = CH – CH3
- Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3
c)
Hidrokarbon Jenuh
berantai siklik (sikloalkana)
- Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
- Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
- Senyawa penyusunnya :
d)
Hidrokarbon
aromatik
- Dikenal sebagai seri aromatik
- Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
- Senyawa penyusunannya:
e)
Senyawa Lain
- Keberadaannya sangat sedikit sekali
- Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
4.
Pengolahan Minyak
Bumi
Minyak
mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang
pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di
Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra
(Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan
minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
A.
Pengolahan pertama,Pada tahapan ini
dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut
sangkup gelembung.
B.
Pengolahan kedua, Pada tahapan ini
merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai
berikut:
1)
Perengkahan (cracking)
2)
Ekstrasi
3)
Kristalisasi
4)
Pembersihan dari
kontaminasi
5.
Ethyl Tertier
Butil Eter (ETBE)
- ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME)
- ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)
- ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
6.
Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari LNG
(Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan
untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified
petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”), adalah campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana C3H8 dan butana C4H10.
Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana C2H6 dan pentana C5H12.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan
berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan
dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk
cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan
temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi
propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji
dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji
butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur
Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan
Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji adalah sebagai berikut:
- Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
- Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
- Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
- Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
- Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
7.
Petrokimia
Minyak bumi selain sebagai bahan
bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya
minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat
digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
8.
Bahan Dasar
Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui
tiga tahapan, yaitu:
- Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
- Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
- Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Hampir semua produk petrokimia
berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1)
Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang terpenting adalah etena
(etilina), propena (propilena), butena (butilena) dan butadiena.
CH2 = CH2
CH2 = CH – CH3
Etilena
propilena
CH3 – CH = CH – CH3
CH2 = CH – CH = CH2
Butilena
butadiena
2)
Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah
benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3)
dan xilena (C6H4 (CH3)2
3)
Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas
yang merupakan campuran karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2).
Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut stean
reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi
stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g)
+ 3H2(g)
Reaksi
oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2
→ 2CO(g) + 4H2(g)
9.
Petrokimia dari
Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari
olefin dengan bahan dasar etilena:
3.
Polietilena
Polietilena adalah plastik yang
paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong plastik dan plastik
pembungkus/sampah.
4.
PVC
PVC adalah polivinilkiorida yang
merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
5.
Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari-hari
kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar
produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2
= CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
6.
Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti
beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.
10.
Petrokimia dari
Aromatik
Bahan dasar aromatik yang terpenting
adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan dasar benzena umumnya diubah
menjadi stirena, kumena dan sikloheksana
- Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik
- Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
- Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon
- Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).
11.
Petrokimia dan
gas-sinetik
Gas sinetik merupakan campuran dari
karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai
berikut:
- Amonia (NH3)
N2(g)
+ 3H2(g) → 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas
hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan untuk membuat pupuk [CO(NH2)2]
urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan (NH4NO3);
amonium nitrat.
- Urea [CO(NH2)2]
CO2(g)
+ 2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S)
→ CO(NH2)2(S) + H2O(g)
- Metanol (CH3OH)
CO(g)
+ 2H3(g) → CH3OH(g)
Sebagian besar metanol diubah
menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk membuat serat dan campuran
bahan bakar.
- Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g)
→ HCHO(g) + H2(g)
Formal dehida dalam air dikenal
dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat biologi.
2.5.4 Naptha atau
Petroleum eter
biasa digunakan sebagai pelarut
dalam industri.
2.5.5
Kerosin (minyak tanah)
biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.5.6 Minyak tanah
(bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak
berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional
dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada
suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang
utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A,
Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene
dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama
kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros.
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kerosene juga bisa di gunakan untuk
membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga
sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga.
2.5.7 Minyak solar
atau minyak diesel,
biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan
traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bensin melalui proses cracking.
2.5.8 Minyak
pelumas
biasa digunakan untuk lubrikasi
mesin-mesin.
2.5.9 Residu minyak
bumi yang terdiri dari :
- Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
- Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
2.6 Akibat yang
Disebabkan Oleh Pembakaran Bahan Bakar Fosil
- 1. Sumber Bahan Pencemaran
- Pembakaran Tidak Sempurna
- Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
- Pengotor dalam Bahan Bakar
- Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
- Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
- Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan
Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida
tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan
suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna
dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat
racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan
paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida
bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO +
Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi
dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan
tubuh yang memerlukan.
O2 +
Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida
terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan
hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon
monoksida.
CO + O2Hb
→ COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida
menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon
monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan
pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2
dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap
pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam
sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3
terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang
dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2
sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di
udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada
manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat
mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel
yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala,
mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi
bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang
pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g)
+ 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada
bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi
jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
- 4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti
kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai
permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh
gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai
selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon
dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan
sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam
menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah
kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga
dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5.
Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat
asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas
karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7
disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l)
→
H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l)
→
H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l)
→
HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan
Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak
mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq)
→ Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB
III
P E N
U T U P
3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu
berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat
berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi
antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak
pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri
kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut
petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan
asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.
3.2
Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses
pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak
bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
0 komentar: