SELAMAT DATANG

Pengertian Rantai Makanan

Posted by : Jagoe

Pengertian Rantai Makanan
Pengertian Rantai Makanan
Tahukah Anda apa itu rantai makanan? Sebelum membahas lebih jauh seputar rantai makanan, mari kita bahas sedikit mengenai organisme. Organisme yang hidup di bumi ini akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Pola hubungan yang terjadi antara satu oprganisme dengan lingkungannya sangat kompleks dan bersifat saling mempengaruhi satu sama lain atau bersifat timbal balik. Hubungan timbal balik yang terjadi antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk suatu sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Dalam ekosistem, terjadi sebuah pola untuk melangsungkan sebuah kehidupan. Pola interaksi tersebut dinamakan rantai makanan. Rantai makanan adalah berpindahnya energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui organisme.
Rantai makanan terdiri atas dua tipe.
  1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Contohnya, tumbuhan–herbivora–karnivora–omnivora.
  2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Detrivora adalah organism pemakan sisa.

Tipe Rantai Makanan
Menurut para ilmuwan ekologi, ada tiga tipe rantai makanan, yaitu rantai makanan pemangsa, rantai makanan parasit, dan rantai makanan saprofit.

·         Rantai Makanan Pemangsa
Landasan utama dari rantai pemangsa adalah tumbuhan hijau yang berfungsi sebagai produsen. Rantai pemangsa diawali dari hewan yang memiliki sifat herbivora sebagai konsumen pertama. Kemudian, diteruskan oleh hewan karnivora yang memangsa hewan herbivora sebagai konsumen kedua. Setelah itu, rantai makanan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun hewan herbivora sebagai konsumen ketiga.

·         Rantai Makanan Parasit
Rantai parasit diawali dari organisme besar sampai organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit, antara lain bakteri, cacing, dan benalu.

·         Rantai Makanan Saprofit
Rantai saprofit diawali dari organisme mati ke jasad pengurai. Contohnya, jamur dan bakteri. Rantai-rantai makanan yang telah disebutkan itu tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sehingga membentuk faring-faring makanan.

Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu organisme untuk melakukan interaksi adalah dengan cara makan dan dimakan. Oleh karena itu, terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lainnya sepanjang proses rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam proses rantai makanan digolongkan ke dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Energi bersumber dari dari matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula melalui proses fotosintesis hanya menggunakan energi matahari dan C02 dari udara. Oleh sebab itu, tumbuhan itu digolongkan ke dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan tergolong anggota tingkat trofik kedua.
Sementara itu, hewan karnivora yang secara langsung memangsa hewan herbivora tergolong ke tingkat trofik ketiga, sedangkan hewan karnivora yang memakan hewan karnivora juga di tingkat trofik tiga tergolong dalam anggota tingkat trofik keempat.

Rantai Makanan - Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat ditampilkan dalam bentuk piramida ekologi. Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
·         Rantai Makanan - Piramida Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing–masing dapat ditampilkan dalam piramida jumlah. Seperti diketahui bersama, organisme pada trofik pertama biasanya paling banyak, sedangkan organisme pada trofik kedua, ketiga, dan seterusnya makin berkurang.
 Pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih melimpah daripada organisme herbivora. Demikian juga, jumlah hewan herbivora selalu lebih banyak daripada hewan karnivora tingkat pertama. Hewan karnivora tingkat pertama pun selalu lebih banyak daripada hewan karnivora tingkat kedua. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.

·         Rantai Makanan - Piramida Biomassa
Pada piramida jumlah sederhana sering kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih nyata dapat dilihat dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa pada setiap tingkat trofik, rata-rata berat organisme pada setiap tingkat harus diukur. Kemudian, jumlah organisme pada setiap tingkat dapat diperkirakan.
 Piramida biomassa berfungsi menggambarkan paduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur. Kemudian, total biomassa dihitung. Dengan metode pengukuran seperti ini, akan diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai apa yang terjadi pada suatu ekosistem.

·         Rantai Makanan - Piramida Energi

Piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang dibutuhkan mengenai ekosistem tertentu. Piramida energi dibuat berdasarkan pada observasi yang dilaksanakan dalam waktu yang lama. Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih akurat mengenai aliran energi dalam ekosistem.

Rantai Makanan di Hutan Mangrove

Konservasi hutan mangrove menjadi area persawahan pada dan pemukiman penduduk saat ini banyak terjadi. Jika ditinjau dari segi fungsi ekologisnya, fenomena tersebut pasti mengganggu aliran energi dan rantai makanan yang berkelangsungan di hutan mangrove. Secara garis besar, terdapat dua tipe rantai makanan di perairan, yaitu rantai makanan langsung dan rantai makanan detritus.
Pada ekosistem mangrove, rantai makanan yang ada untuk biota perairan yaitu rantai makanan detritus. Rantai makanan detritus didapat dari guguran daun mengrove yang jatuh ke perairan, lalu mengalami proses penguraian dan berubah menjadi partikel kecil disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri dan jamur.
Hutan mangrove adalah sumber makanan untuk organisme air (produksi sekunder). Oleh sebab itu, kelestarian hutan mangrove adalah kunci dalam melestarikan keseimbangan spesies yang termasuk bagian dari ekosistem penting.
Rantai makanan pada ekosistem mengrove menunjukkan bahwa hutan mangrove adalah penghasil detritus serta membuatnya sebagai sumber makanan bagi organisme air. Fungsi yang penting ini membuat ekosistem mangrove menjadi tempat nursey ground (tempat pemijahan), feeding gorund (tempat mencari), dan shelter atau tempat perlindungan organisme perairan, primata, satwa liar, serangga, ampibi, reptil, dan burung.
Rantai makanan detritus diawali dari proses penghancuran luruhan dan ranting mangrove yang dilakukan oleh bakteri serta fungi (detritivor) menghasilkan detritus. Hasil penghancuran bahan organik (detritus) ini selanjutnya menjadi bahan makanan penting (nutrien) untuk cacing, crustacea, moluska, dan hewan yang lain.
Selain itu, nutrien yang ada dalam ekosistem mangrove bisa juga bersumber dari luar ekosistem, dari sungai, dan dari laut. Fungi dan bakteri yang sudah dihancurkan tadi kemudian dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata. Selsanjutnya protozoa dan avertebrata dimakan oleh karnivor sedang, lalu dimakan oleh karnovor tingkat tinggi.
Fenomena konservasi lahan hutan mangrove menjadi area persawahan padi biasanya terjadi akibat produktivitas hasil tangkapan ikan nelayan yang semakin berkurang dari hari ke hari. Berkurangnya hasil tangkapan ini terjadi karena adanya penyempitan dan pendangkalan akibat sampah dan lumpur terbawa aliran sungai yang bermuara di pantai, contohnya di Pantai Segara Anakan, Desa Pamotan, Kabupaten Ciamis.
Kelestarian hutan mangrove menjadi persoalan sangat penting untuk menjaga keseimbangan spesies yang termasuk bagian dari ekosistem penting. Setelah diketahui aliran rantai makanan dan aliran energi di persawahan padi, mungkin saja terjadi perubahan aliran energi dan rantai makanan secara signifikan di lahan hutan mangrove yang dialihfungsikan menjadi persawahan padi.
Keadaan ini berimbas pada populasi ikan yang semakin menurun. Bahkan, punahnya populasi ikan yang biasanya menjadikan hutan mangrove sebagai habitat akibat dari alih fungsi lahan. Disamping itu, alih fungsi lahan ini juga menyebabkan terjadinya perubahan produsen, yaitu tanaman padi yang menjadi produsennya. Itulah paparan singkat mengenai rantai makanan di hutan mangrove.

Rantai Makanan dalam Suatu Ekosistem

Tak ada satu organisme pun yang mampu bertahan hidup tanpa bantuan dari organisme lainnya. Ya, pada dasarnya, dalam sebuah ekosistem, setiap organisme ini saling bergantung satu sama lain. Ini terbukti dengan adanya rantai makanan makanan dalam suatu ekosistem, baik itu di ekosistem darat maupun ekosistem laut.
Rantai makanan? Apa maksudnya? Tentu maksud dari istilah ini bukanlah sebuah rantai yang bisa dimakan oleh suatu organisme. Arti istilah ini lebih mengacu pada proses atau peristiwa memakan dan dimakan yang terjadi di antara mahluk hidup dengan urutan tertentu yang bermanfaat sebagai penyetabil suatu populasi mahluk hidup.

Urutan Rantai Makanan

Dalam peristiwa rantai makanan ada mahluk hidup yang berperan sebagai produsen dan konsumen. Produsesn adalah mahluk hidup yang mampu membuat atau menghasilkan makanannya sendiri. Contoh mahluk hidup yang berperan sebagai produses adalah tumbuhan hijau.
Semantara konsumen adalah sekelompok mahluk hidup yang tidak mampu menghasilkan atau membuat mkananya sendiri. Konsumen selalu bergantung pada mahluk hidup lainnya. Contoh mahluk hidup yang memiliki peranan sebagai consume adalah manusia dan hewan.
Dalam rantai makanan kedudukan konsumen tidak selamanya berperan sebagai mahluk hidup yang memakan mahluk hidup lain. Karena dalam rantai makanan itu terdapat tingkatan-tingkatan konsumen, seperti konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, konsumen tingkat III, dan seterusnya. Masih bingung? Berikut adalah sebuah gambaran tentang rantai makanan.
Padi --> Tikus --> Ular --> Elang
Dari urutan tersebut, pada merupakan mahluk hidup yang berperan sebagai produsen. Sedangkan tikus, yang notabene langsung memakan padi, digolongkan ke dalam konsumen tingkat I, ular adalah konsumen tingkat II karena tidak langsung memakan padi, melainkan memakan tikus, sementara itu, elang adalah konsumen tingkat III karena memakan ular. Sewaktu-waktu elang bisa menjadi golongan konsumen tingkat II jika yang langsung dimakannya adalah tikus, bukan ular.
Dari urutan tersebut, memang elang berada di tingkatan konsumen paling atas, namun rantai makanan adalah sebuah siklus, jadi semua tidak berhenti pada elang saja. Saat elang mati, tubuhnya akan diuraikan oleh bakteri pengurai dan diubah menjadi mineral. Mineral ini kemudian akan diserap oleh padi, dan urutan yang pertama pun akan kembali terulang.

Macam-macam Rantai Makanan
Berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh para pakar ekologi, saat ini kita mengenal 3 macam rantai makanan pokok, yakni rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
·         Rantai Pemangsa: landasan utamanya dimulai dari tumbuhan hijau yang berperan sebagai produsen, kemudian dilanjutkan oleh hewan herbivora sebagai konsumen tingkat I, diteruskan oleh hewan karnivora sebagai konsumen tingkat II, dan berakhir pada hewan pemangsa konsumen I dan II, yang berperan sebagai konsumen tingkat III.
·         Rantai Parasit: prosesnya dimulai dari organisme besar hingga organisme yang bertindak sebagai parasit, seperti cacing, benalu, dan bakteri.
·         Rantai Saprofit: dimulai dari organisme mati ke jasad yang diurai oleh bakteri pengurai.

Jumat, 11 Oktober 2013

0 komentar:

Blogger News

Flag Counter
CIPUTRA RUSLAN. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 CIPUTRA RUSLAN | Naruto Vs Sasuke V2 Theme | Designed by Ciputra Ruslan